Sunday, 11 May 2014

Rasa sakit yg sebenarnya ada di dunia adalah rasa rindu. Ini menurut pendapatku. Rindu itu seperti kita baru saja mempunyai luka terkena silet yg tajam, yg darahnya masih merah dan segar, lalu terkena cuka. Tidak terlalu sakit memang sesudahnya, karna sudah dibasuh air, tapi masih membekas. Rasa rindu itu bisa diibaratkan seperti itu.. Ketika terkena silet, rasa sakit itu datang, sedikit demi sedikit sakitnya terus kita rasakan, karna kita sudah dewasa, tentu saja kita tidak menangis layaknya anak kecil, kita bisa menahannya. Saat kita tetap harus menjalankan aktivitas, tentu saja kita sedikit terhambat oleh tangan yg sudah terluka tersebut, mau tidak mau kita harus menahannya, bayangkan ketika harus mencuci piring atau melakukan sesuatu menggunakan air, rasanya.. Perih.. Seperti itulah rindu, atau malah sedikit lebih sakit lagi dari rasa sakit terkena silet. Pernah aku baca kalimat seperti ini, "Love is a cycle: When you love, you get hurt. When you get hurt, you hate. When you hate, you try to forget. When you try to forget, you start missing. And when you start missing, you'll eventualy fall in love again", aku setuju, tapi untuk kalimat terakhir entahlah, aku sedang berada di fase mencoba melupakan dan mulai merindukan. HAHAHA konyol memang, tapi kalo boleh aku jujur, rasa rindu itu bener-bener sakit, aku benci sebenernya kalo bilang ini.. Ketika kita mulai mengingat hal-hal kecil yg bisa membuat kita merindukan hal itu, seperti wangi parfum, lagu, gelang, jaket dan hal lainnya.. Lalu apa yg kita lakukan jika rasa rindu ini tidak berbalaskan? Menangis? Jika itu melegakan, menangislah, walau tak akan merubah segalanya, tapi kita bisa mengurangi sedikit beban yg tidak mudah ini. Pernah ku bangun di 1/3 malam, aku berada di mesjid, lalu keluar melihat langit, seperti dekat sekali dengan Sang Maha Pencipta. Aku bisa merasakan kedekatan, begitu dekat, dengan Sang Maha Pencipta.. Aku berdo'a.. Aku mendoakan dia yg aku rindukan dan keluarganya, lalu aku diingatkan dengan sebuah peristiwa, dimana dulu, di mesjid ini, di teras mesjid ini yg sedang ku injak, aku pernah melihat dia terlelap tidur di luar. Dan saat nulis ini pun mataku berkaca-kaca mengingat kejadian itu. Aku gak rapuh, tolong, aku cuman ingin berbagi  dengan apa yang lg aku rasakan saat ini. Kembali ke rasa sakit terkena silet, dan kita tetap harus melakukan aktivitas, seperti itulah ketika rasa rindu menjadi sakit datang, dan kita harus tetap melanjutkan hidup, harapan yg pernah ada, mimpi yg pernah kita buat, mungkin akan sedikit terlupakan ketika kita fokus pada rasa rindu yg tak ada hentinya ini, gak ada yang bisa kita lakukan selain berdoa dan berusaha, melakukan hal positive, dan tetap melangkah ke depan. Kita hanya bisa mengenangnya dan tersenyum. Kita bisa lupakan semuanya, ngelepasin semuanya, ngeikhlasin semuanya. Kita bisa menerima semuanya, walaupun dgn luka, bukankah akhirnya itu mendewasakan? :) 

  

foto: via tumblr

2 comments:

  1. Pengalaman pribadi ya karya nya? Hehehehe

    ReplyDelete
  2. Tergantung org yg bacanya. Kalo yg bacanya peka sih, udah ketauan bgt ini sejarah hidup pribadi.. Hahaha

    ReplyDelete